Gedung bertingkat merupakan penyebab masalah kemacetan Jakarta?

Jakarta, tak dapat dipungkiri merupakan kota yang padat penduduk. Pertumbuhan penduduknya terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Hal ini tentu saja menimbulkan banyak masalah, di anataranya yang selalu menjadi topic utama adalah kemacetan. Kemacetan sendiri juga ditimbulkan karena banyak alasan. Pertumbuhan kendaraan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan badan jalan menjadi salah satu penyebabnya. Banyak solusi yang dilakukan pemerintah dalam raqngka mengatasi masalah kepadatan penduduk. Keterbatasan lahan menjadi satu masalah pokok yang mendasari masalah-masalah lain. Bagaimana caranya kota Jakarta dengan luas lahan yang tetap namun pertambahan penduduknya selalu meningkat? Ini seperti simalakama, jika diibaratkan gedung di Jakarta berbentuk melebar tentu tidak mungkin jarena lahan yang semakin sempit dan penduduk yang begitu padat, yaitu sekitar 11.262 orang/km2 (data tahun 2010). Maka gedung bertingkat merupakan satu-satunya solusi untuk mengefisiensikan lahan usaha. Di beberapa kota metropolitan di Negara lain yang lebih maju bahkan jumlah gedung bertingkat menjadi sentralitas utama dimana aktivitas kota dilakukan. Saat ini, pada kenyataannya timbul pertanyaan, gedung bertingkat mungkin bisa dijadikan solusi untuk keterbatasan lahan, namun dari sini malah timbul masalah baru yaitu kemacetan. Ketika dalam satu waktu yang bersamaan ribuan orang mendatangi gedung bertingkat yang sama, begitu juga pada jam puangnya. Tentu akan terjadi penumpukan kendaraan di sepanjang jalan menuju ke gedung tersebut. Apalagi, berdasarkan tata letak kota Jakarta, gedung bertingkat secara umum ditempatkan secara konvergen. Menurut kami, mungkin ada suatu solusi supaya keberadaan gedung bertingkat tidak ditiadakan juga tidak menjadi masalah kemacetan. Dalam satu perusahaan yang terdiri dari ebebrapa divisi, bisa saja diadakan kebijakan perusahaan berupa perbedaan jam masuk kerja. Jika ada 500 orang dalam satu gedung, divisi A masuk pada jam 08.00 pagi, sedangkan divisi B masuk pada jam 09.00 pagi, dst mungkin bisa membuat jalan lebih lengang dengan menyebar alur kendaraan ke beberapa gedung bertingkat dengan jumlah kendaraan yang lebih sedikit di tiap jamnya karena terdapat beda jam keberangkatan kerja. Selain itu, dapat juga dilakukan kebijakan perusahaan berupa bis jemputan karyawan. Dengan system jam masuk karyawan yang bertahap dan otomatis jumlahnya juga sedikit demi sedikit dari biasanya. Ini berarti bis jemputan karyawan tentunya mencukupi kuota karyawan yang masuk secara bertahap tersebut. Dengan system seperti ini, malah lebih bisa menghemat penggunaan lahan jalan. Demikinan beberapa pendapat yang mungkin bisa dijadikan solusi bagi masyarakat Jakarta yang pada penduduk ini. Namun, pada dasarnya apapun yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai solusi kemacetan tentunya tidak akan efektif apabila tidak didukung oleh masyarakat dari berbagai pihak. Diperlukan perubahan pola hidup dengan kesadaran tinggi dan kedisiplinan untuk membentuk kota Jakarta yang lebih baik.

0 komentar:

Posting Komentar