Pembuatan Sabun Pasir untuk Menghilangkan Najis

Sabun merupakan bahan kimia yang dibentuk melalui proses saponifikasi (reaksi kimia antara logam alkali dan asam lemak karboksilat). Didalam sabun terkandung surfaktan yang dapat mengikat kotoran dari permukaan kulit dan melarutkannya bersama air pada saat dibilas (Anonimous 2007). Menurut Salam (2003). sabun dapat mengangkat kotoran dari kulit karena memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya. Gugus non polar memiliki sifat hidrofobik dan dapat berikatan dengan kotoran, terutama lemak dan minyak. Gugus polar pada sabun yang bersifat hidrofilik dapat berikatan dengan air, sehingga pada saat pembilasan kotoran dapat terbawa dalam air bilasan. Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 06-3532-1994 (Dewan Standarisasi Nasional 1994) mendefinisikan sabun mandi sebagai sabun yang dibuat dari natrium atau kalium dengan penambahan asam lemak yang berasal dari minyak nabati dan atau lemak hewani yang pada umumnya ditambahkan zat pewangi atau antiseptik dan digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan tidak membahayakan kesehatan. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua komponen utama yaitu asam lemak dengan rantai karbon dan sodium atau potasium. Sabun tersebut dapat berwujud padat, lunak atau cair, berbusa dan digunakan sebagai pembersih. Air liur anjing dalam hukum Islam digolongkan dalam kelompok 'najis'. Hal ini dijelaskan dalam Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abuhurairah, Rasulullah bersabda "Jika anjing minum dalam bejanamu, maka harus dibasuh tujuh kali dengan air" sedangkan menurut riwayat Muslim "jika anjing telah menjilat bejanamu maka haws dibasuh tujuh kali salah satunya dengan tanah". Para ulama umumnya menggolongkan anjing ke dalam jenis najis yang berat atau sering juga disebut dengan istilah najis mughalladzah. Tetapi terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama, Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa yang najis dari anjing adalah air liur, mulut, dan kotorannya. Mazhab Al-Malikiyah menyebutkan air liumya saja yang najis, sedangkan Mazhab As-Syafi'ah dan Al- Hambali menyebutkan seluruh bagian tubuh anjing merupakan najis. Dalam Al- Qur'an terdapat 6 perkataan anjing, den sebagaimana terdapat ayat-ayat berikut (Qs. Al-Maidah:4, A/-A'raf:l76, Al-Kahfi:l8 dan 22). Air liur anjing dihasilkan oleh kelenjar saliva yang tenasuk didalam aksesoris sistem pencernaan (apparatus digestonus). Apparatus digestivus terdiri dari rongga mulut, pharynx, alimentary canal dan kelenjar aksesorius. Kelenjar aksesorius terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, hati, gallbladder, pancreas dan kantung anal (Evans 1993). Menurut Sjuhada (2006) fungsi dari air liur pada setiap spesies berbeda, umumnya air liur berfungsi sebagai pelumat makanan menjadi bolus agar mudah dicema, membasahi makanan, anti bakteri, mencerna polisakarida (alpha amylase), menetralkan asam dari makanan atau regurgitasi asam lambung dan pada anjing air liur berfungsi untuk mengeluarkan hawa panas dalam tubuhnya. Menurut Lisdar (1997), tanah memiliki lebih dari 100 ribu mikro organisme yang termasuk bakteri, aktinomices, jamur, algae, dan protozoa, mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan keuntungan ataupun ke~giante rhadap lingkungan dan kesehatan mahkluk hidup lainnya. Mikroba tanah juga mempunyai sifat yang patogen terhadap manusia, ternak, tanaman dan hewan lainnya. Contoh mikroba patogen pada manusia dan hewan ternak antara lain Closfridium botulinum, Clostridium tetani den Bacillus anthracis mempunyai spora yang dapat bertahan hingga puluhan tahun sehingga dapat menyebabkan penyakit botulism, tetanus dan anthrax (Martin 1977). Penyakit zwnosis lainnya yang berbahaya adalah Toxoplasmosis dimana ookista dari Toxoplasma gondii membentuk sporozoit yang dapat bertahan di tanah selama berbulan-bulan hingga setahun (Chahaya 2003). Alat dan Bahan: Alat: Alat yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Bakteriologi adalah cawan petri, pipet, pinset, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cotton swab steril, aluminium foil, ose, needle, korek api, kertas label, object glass, cover glass, bunsen, spatula, inkubator, vortex mixer, autoclave, dan mikroskop. Alat yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Farmasi adalah gelas piala, sendok tala, gelas ukur, blender, kompor listrik, timbangan, saringan berukuran (mess) 150 9,te rmometer dan mixer. Bahan: Bahan yang digunakan dalam percobaan di Laboratorium Bakteriologi adalah air liur anjing, tanah, aquadestillata steril, kristal violet, safranin, aceton alkohol, KOH, reagens oksidase (2% alpha-naphtol dan 1% dimetil-pfenillendiaminoksalat), reagens katalase (Larutan 3% H202), glukosa, sukrosa, manitol, malosa, laktosa, sitrat, indol, Blood Agar, Mac Conkey Agar (MCA) dan Simon's Citrat Agar (SCA), Plate Count Agar (PCA), Media Muller Hilton Agar, kertas cakram, biakan bakteri air liur anjing dan tanah, paper disc 10 ml dan kapas. Bahan yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Farmasi adalah gom guar, asam sitrat, sodium klorida (NaCI), imidazolidinil urea, akuades, butylated hydroxy toluene (BHT), sodium lauril suffat (SLS), cocoamido propil betani, Quaterium-82, pewangi ,dan tanah steril untuk pembuatan sabun cair. Sampel Tanah Tanah yang digunakan untuk penelitian ini diambil di daerah Ciheuleut Kelurahan. Baranangsiang Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Tanah seberat 500 gram pada 5 lokasi yang berbeda, diambil secara aseptis dengan menggunakan metode sampling acak. Pertimbangan menggunakan tanah di wilayah tersebut karena secara umum tanah tersebut dapat mewakili tanah yang ada di kota Bogor. Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah anjing jenis Golden retriever (anjing I), Labrador retriever (anjing II), dan anjing lokal (anjing Ill). Masingmasing berumur 6 tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Masing-masing anjing percobaan diberi makanan kering dan basah setiap harinya. Metode: Pembuatan Tanah Steril Tanah yang diambil kemudian dikeringkan hingga mendekati tiiik terendah terhadap kandungan air sehingga mempennudah perlakuan untuk melakukan penghalusan dan penyaringan yang menggunakan kawat saring dengan mess 1508. Tanah disterilisasi menggunakan autoclave, alat diisi dengan air kemudian tanah dimasukkan dan panaskan sampai mendidih, dan katup pengaman keluar uap air lalu autoclave ditutup. Setelah suhu mencapai 121 OC, suhu dipertahankan selama satu jam kemudian dimatikan dan dibiarkan selama 15 menit hingga dingin dan tekanan kembali normal kemudian klep pengaman dibuka. Setelah itu dilakukan pembuktian dengan cara menggoreskan tanah yang telah disterilisasi pada media PCA. ldentifikasi Bakteri Air Liur Anjing Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri pada air liur anjing, meliputi: pembiakan pada Agar Mac Conkey, pembiakan pada agar darah, uji gram, uji KOH 3%, uji katalase, uji oxidase, uji fermentasi karbohidrat, uji sitrat dan uji urease. Spesimen air liur anjing diambil langsung dan kemudian di tumbuhkan pada media agar darah dan MCA, lalu diinkubasi pada suhu 37' C selama 24 jam. Pengarnatan koloni dilakukan dengan memperhatikan tumbuhnya koloni yang berbeda pada masing-masing media. Koloni yang berbeda tersebut diambil dan digoreskan pada media NA dengan menggunakan ose steril, lalu diinkubasi pada suhu 3PC selama 24 jam. Pewarnaan Gram dilakukan dari isolat pada media NA. Dengan menggunakan ujung ose yang bulat, object glass ditetesi dengan aquades steril. lsolat yang tumbuh pada media NA diambil dengan menggunakan ose steril lalu dihomogenkan dengan aquades yang ada pada object glass, kemudian difiksasi dengan cara dilewatkan diatas api. Zat warna pertama yang diberikan adalah kristal violet, kemudian ditambah dengan lugol masing-masing selama 1 menit lalu dicuci dengan air mengalir. Setelah itu diberikan aceton alkohol selama 20 detik dan segera dicuci dengan air mengalir. Zat warna terakhir yaitu safranin yang diberikan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan di udara atau dengan kertas saring. Selanjutnya diamati menggunakan mikroskop perbesaran 100 x dengan menggunakan minyak emersi. Sebelum dilakukan uji biokimia terlebih dahulu dilakukan uji motilitas, katalase dan oksidase. Uji motilitas dilakukan dengan menggunakan preparat tetes bergantung, sudut-sudut cover glass diberi vaselin secukupnya kemudian bagian tengahnya ditetesi dengan 1 mata ose aquades steril, lalu isolat dari media NA diambil dengan ose steril dan dihomogenkan menggunakan aquades yang ada pada cover glass. Object glass diletakkan di atas kaca penutup kemudian dibalikkan dengan cepat. Preparat tetes bergantung diperiksa dengan pembesaran objektii 10 x dan 45 x. Penentuan adanya katalase diuji dengan larutan H202 3% pada koloni terpisah. Beberapa tetes reagens diambahkan pada masing-masing koloni terpisah dari suspensi biakan. Katalase positii ditandai oleh pembentukan gelembung udara pada koloni dan sekitarnya. Pengujian oksidase dilakukan dengan menambahkan reagens oksidase pada masing-masing koloni terpisah dari suspensi biakan. Oksidase positif ditandai dengan perubahan warna menjadi warna hitam dalam beberapa menit atau memerlukan waktu 30 menit untuk beberapa bakteri. Uji fermentasi karbohidrat menggunakan kaldu karbohidrat yaitu glukosa, sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol yang menggunakan indikator Brom Cresol Purple (BPC) atau Phenol Red (PR) sebagai indikator pH. Masing-masing isolat bakteri diinokulasikan ke tiaptiap karbohidrat tersebut dengan meggunakan ose steril secara hati-hati sehingga tidak menimbulkan gelembung gas dalam tabung Durham. Kemudian kelirna deret tabung karbohidrat tersebut diinkubasi dalarn inkubator pada suhu 3 7 C selama 24 jam. Uji fenentasi positif menunjukan adanya gelembung gas yang terperangkap pada tabung Durham. Uji lndol menggunakan biakkan semi padat yang kaya triptofan dan reagens Kovacs untuk melihat pembentukan indol. lsolat diinokulasikan kedalam biakan semi padat dengan cara menusukkan needle steril sampai pada kedalaman 314 bagian dari permukaan media, lalu diinkubasikan pada suhu 37'C selama 24-48 jam. Pada hari kedua reagens Kovacs ditambahkan ke dalam biakan semi padat tersebut dan diamati setelah beberapa menit kemudian. Uji lndol positif ditunjukan dengan pertumbuhan bakteri yang menyebar disekiar bekas tusukan. Uji sitrat menggunakan media biakan Simmon's cifrate agar berupa medium padat dan berwarna hijau. lsolat diinokulasikan kedalam biakan dengan menggunakan goresan pada bagian yang miring lalu diinkubasi pada suhu 37'C selama 48 jam. Uji sitrat positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna media dari hijau menjadi biru. Uji Antimikroba Tanah Steril Terhadap Air Liur Anjing Pengujian dilakukan dengan membuat pengenceran suspensi air liur anjing terlebih dahulu. Air liur anjing diencerkan dengan larutan fisiologis dengan perbandingan 1:9. Kemudian suspensi tersebut dihomogenkan dengan vortex mixer, lalu diinokulasikan pada Media Muller Hillton Agar sebanyak 0,l ml kemudian diratakan dan diletakkan paper disc yang telah diteteskan suspensi tanah steril dengan pengenceran 1:9 sebanyak 25 pl, setelah itu diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37OC. Daya Kerja antimikroba diukur menggunakan menggunakan uji Antibiogram Kirby Bauer, dengan mengukur diameter zona hambatan pertumbuhan bakteri untuk masing-masing paper disc. Pembuatan Sabun Cair Tanah Steril Proses pembuatan sabun cair tanah steril dilakukan dengan mencampur bahan-bahan sabun cair dengan tanah steril yang mempunyai konsentrasi bertingkat lo%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Secara nnci tahapan pembuatan sabun cair untuk menghasilkan 200 ml sabun cair adalah sebagai berikut : 1. Akuades sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml kemudian dipanaskan menggunakan kompor listrik sehingga mencapai suhu 80 OC 2. Butylafed Hydroxy Toluene (BHT) sebanyak 0,04 g dimasukan kedalam gelas piala 400 ml dan kemudian dimasukkan Sodium Lauril Sulfat (SLS) sebanyak 60 g sedikit demi sedikit agar lebih mudah dihomogenkan; 3. Campurkan 1 dan 2 di atas dihomogenkan selama 30 menit dengan kecepatan yang stabil. Setelah itu didinginkan hingga mencapai 30% 4. Cocoamido Propil Betani (CAPB) sebanyak 6 ml, 4 ml Quaterium-82 dan 2 ml pewangi dihomogenkan terlebih dahulu didalam gelas pialalOO ml dan dimasukkan ke dalam campuran utama, kemudian dihomogenkan selama 5 menit. 5. Sodium Klorida (NaCI) sebanyak 4 g dilarutkan dalam 16 ml akuades untuk menghasilkan larutan garam 20%(v/v). Larutan garam tersebut dihomogenkan dengan 0,08 g lmidazolidinil urea (IU) di dalam gelas piala 100 ml dan dimasukan ke dalam campuran utama kemudian dihomogenkan selama 5 menl. 6. Gom guar sebanyak 4 g dimasukkan kedalam campuran no. 5 sedikii demi sedikii dan dihomogenkan selama 5 menit. 7. Asam sitrat 50% sebanyak 0,02 ml dimasukan ke dalam campuran no. 6 sedikii demi sedikit dan kemudian dihomogenkan selama 5 menit. 8. Kemudian selanjutnya dicampurkan tanah steril dengan konsentrasi bertingkat lo%, 20%, 30%, 40%, dan 50%

0 komentar:

Posting Komentar