Pembuatan Sabun Pasir untuk Menghilangkan Najis
Diposting oleh
gudang_ilmu
|
Senin, 19 November 2012
|
|
Sabun merupakan bahan kimia yang dibentuk melalui proses saponifikasi
(reaksi kimia antara logam alkali dan asam lemak karboksilat). Didalam sabun
terkandung surfaktan yang dapat mengikat kotoran dari permukaan kulit dan
melarutkannya bersama air pada saat dibilas (Anonimous 2007).
Menurut Salam (2003). sabun dapat mengangkat kotoran dari kulit karena
memiliki dua gugus yang berbeda kepolarannya. Gugus non polar memiliki sifat
hidrofobik dan dapat berikatan dengan kotoran, terutama lemak dan minyak.
Gugus polar pada sabun yang bersifat hidrofilik dapat berikatan dengan air,
sehingga pada saat pembilasan kotoran dapat terbawa dalam air bilasan.
Standar Nasional Indonesia (SNI) Nomor 06-3532-1994 (Dewan
Standarisasi Nasional 1994) mendefinisikan sabun mandi sebagai sabun yang
dibuat dari natrium atau kalium dengan penambahan asam lemak yang berasal
dari minyak nabati dan atau lemak hewani yang pada umumnya ditambahkan zat
pewangi atau antiseptik dan digunakan untuk membersihkan tubuh manusia dan
tidak membahayakan kesehatan. Sabun adalah bahan yang digunakan untuk
tujuan mencuci dan mengemulsi, terdiri dari dua komponen utama yaitu asam
lemak dengan rantai karbon dan sodium atau potasium. Sabun tersebut dapat
berwujud padat, lunak atau cair, berbusa dan digunakan sebagai pembersih.
Air liur anjing dalam hukum Islam digolongkan dalam kelompok 'najis'. Hal
ini dijelaskan dalam Hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Abuhurairah, Rasulullah
bersabda "Jika anjing minum dalam bejanamu, maka harus dibasuh tujuh kali
dengan air" sedangkan menurut riwayat Muslim "jika anjing telah menjilat
bejanamu maka haws dibasuh tujuh kali salah satunya dengan tanah". Para
ulama umumnya menggolongkan anjing ke dalam jenis najis yang berat atau
sering juga disebut dengan istilah najis mughalladzah. Tetapi terdapat perbedaan
pendapat dikalangan ulama, Mazhab Al-Hanafiyah menyebutkan bahwa yang
najis dari anjing adalah air liur, mulut, dan kotorannya. Mazhab Al-Malikiyah
menyebutkan air liumya saja yang najis, sedangkan Mazhab As-Syafi'ah dan Al-
Hambali menyebutkan seluruh bagian tubuh anjing merupakan najis. Dalam Al-
Qur'an terdapat 6 perkataan anjing, den sebagaimana terdapat ayat-ayat berikut
(Qs. Al-Maidah:4, A/-A'raf:l76, Al-Kahfi:l8 dan 22).
Air liur anjing dihasilkan oleh kelenjar saliva yang tenasuk didalam
aksesoris sistem pencernaan (apparatus digestonus). Apparatus digestivus terdiri
dari rongga mulut, pharynx, alimentary canal dan kelenjar aksesorius. Kelenjar
aksesorius terdiri dari gigi, lidah, kelenjar ludah, hati, gallbladder, pancreas dan
kantung anal (Evans 1993). Menurut Sjuhada (2006) fungsi dari air liur pada
setiap spesies berbeda, umumnya air liur berfungsi sebagai pelumat makanan
menjadi bolus agar mudah dicema, membasahi makanan, anti bakteri, mencerna
polisakarida (alpha amylase), menetralkan asam dari makanan atau regurgitasi
asam lambung dan pada anjing air liur berfungsi untuk mengeluarkan hawa
panas dalam tubuhnya.
Menurut Lisdar (1997), tanah memiliki lebih dari 100 ribu mikro organisme
yang termasuk bakteri, aktinomices, jamur, algae, dan protozoa, mikroorganisme
tersebut dapat menyebabkan keuntungan ataupun ke~giante rhadap lingkungan
dan kesehatan mahkluk hidup lainnya. Mikroba tanah juga mempunyai sifat yang
patogen terhadap manusia, ternak, tanaman dan hewan lainnya. Contoh mikroba
patogen pada manusia dan hewan ternak antara lain Closfridium botulinum,
Clostridium tetani den Bacillus anthracis mempunyai spora yang dapat bertahan
hingga puluhan tahun sehingga dapat menyebabkan penyakit botulism, tetanus
dan anthrax (Martin 1977). Penyakit zwnosis lainnya yang berbahaya adalah
Toxoplasmosis dimana ookista dari Toxoplasma gondii membentuk sporozoit yang dapat bertahan di tanah selama berbulan-bulan hingga setahun (Chahaya
2003).
Alat dan Bahan:
Alat:
Alat yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Bakteriologi
adalah cawan petri, pipet, pinset, tabung reaksi, rak tabung reaksi, cotton swab
steril, aluminium foil, ose, needle, korek api, kertas label, object glass, cover
glass, bunsen, spatula, inkubator, vortex mixer, autoclave, dan mikroskop.
Alat yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Farmasi adalah
gelas piala, sendok tala, gelas ukur, blender, kompor listrik, timbangan, saringan
berukuran (mess) 150 9,te rmometer dan mixer.
Bahan:
Bahan yang digunakan dalam percobaan di Laboratorium Bakteriologi
adalah air liur anjing, tanah, aquadestillata steril, kristal violet, safranin, aceton
alkohol, KOH, reagens oksidase (2% alpha-naphtol dan 1% dimetil-pfenillendiaminoksalat),
reagens katalase (Larutan 3% H202), glukosa, sukrosa,
manitol, malosa, laktosa, sitrat, indol, Blood Agar, Mac Conkey Agar (MCA) dan
Simon's Citrat Agar (SCA), Plate Count Agar (PCA), Media Muller Hilton Agar,
kertas cakram, biakan bakteri air liur anjing dan tanah, paper disc 10 ml dan
kapas.
Bahan yang digunakan dalam perwbaan di Laboratorium Farmasi adalah
gom guar, asam sitrat, sodium klorida (NaCI), imidazolidinil urea, akuades,
butylated hydroxy toluene (BHT), sodium lauril suffat (SLS), cocoamido propil
betani, Quaterium-82, pewangi ,dan tanah steril untuk pembuatan sabun cair.
Sampel Tanah
Tanah yang digunakan untuk penelitian ini diambil di daerah Ciheuleut
Kelurahan. Baranangsiang Kota Bogor Provinsi Jawa Barat. Tanah seberat 500
gram pada 5 lokasi yang berbeda, diambil secara aseptis dengan menggunakan
metode sampling acak. Pertimbangan menggunakan tanah di wilayah tersebut
karena secara umum tanah tersebut dapat mewakili tanah yang ada di kota
Bogor.
Hewan Percobaan
Hewan percobaan yang digunakan adalah anjing jenis Golden retriever
(anjing I), Labrador retriever (anjing II), dan anjing lokal (anjing Ill). Masingmasing
berumur 6 tahun, 5 tahun dan 2 tahun. Masing-masing anjing percobaan
diberi makanan kering dan basah setiap harinya.
Metode:
Pembuatan Tanah Steril
Tanah yang diambil kemudian dikeringkan hingga mendekati tiiik
terendah terhadap kandungan air sehingga mempennudah perlakuan untuk
melakukan penghalusan dan penyaringan yang menggunakan kawat saring
dengan mess 1508. Tanah disterilisasi menggunakan autoclave, alat diisi
dengan air kemudian tanah dimasukkan dan panaskan sampai mendidih, dan
katup pengaman keluar uap air lalu autoclave ditutup. Setelah suhu mencapai
121 OC, suhu dipertahankan selama satu jam kemudian dimatikan dan dibiarkan
selama 15 menit hingga dingin dan tekanan kembali normal kemudian klep
pengaman dibuka. Setelah itu dilakukan pembuktian dengan cara menggoreskan
tanah yang telah disterilisasi pada media PCA.
ldentifikasi Bakteri Air Liur Anjing
Metode yang dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri pada air liur anjing,
meliputi: pembiakan pada Agar Mac Conkey, pembiakan pada agar darah, uji
gram, uji KOH 3%, uji katalase, uji oxidase, uji fermentasi karbohidrat, uji sitrat
dan uji urease.
Spesimen air liur anjing diambil langsung dan kemudian di tumbuhkan
pada media agar darah dan MCA, lalu diinkubasi pada suhu 37' C selama 24
jam. Pengarnatan koloni dilakukan dengan memperhatikan tumbuhnya koloni
yang berbeda pada masing-masing media. Koloni yang berbeda tersebut diambil dan digoreskan pada media NA dengan menggunakan ose steril, lalu diinkubasi
pada suhu 3PC selama 24 jam.
Pewarnaan Gram dilakukan dari isolat pada media NA. Dengan
menggunakan ujung ose yang bulat, object glass ditetesi dengan aquades steril.
lsolat yang tumbuh pada media NA diambil dengan menggunakan ose steril lalu
dihomogenkan dengan aquades yang ada pada object glass, kemudian difiksasi
dengan cara dilewatkan diatas api. Zat warna pertama yang diberikan adalah
kristal violet, kemudian ditambah dengan lugol masing-masing selama 1 menit
lalu dicuci dengan air mengalir. Setelah itu diberikan aceton alkohol selama 20
detik dan segera dicuci dengan air mengalir. Zat warna terakhir yaitu safranin
yang diberikan selama 1 menit, lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringkan di
udara atau dengan kertas saring. Selanjutnya diamati menggunakan mikroskop
perbesaran 100 x dengan menggunakan minyak emersi.
Sebelum dilakukan uji biokimia terlebih dahulu dilakukan uji motilitas,
katalase dan oksidase. Uji motilitas dilakukan dengan menggunakan preparat
tetes bergantung, sudut-sudut cover glass diberi vaselin secukupnya kemudian
bagian tengahnya ditetesi dengan 1 mata ose aquades steril, lalu isolat dari
media NA diambil dengan ose steril dan dihomogenkan menggunakan aquades
yang ada pada cover glass. Object glass diletakkan di atas kaca penutup
kemudian dibalikkan dengan cepat. Preparat tetes bergantung diperiksa dengan
pembesaran objektii 10 x dan 45 x.
Penentuan adanya katalase diuji dengan larutan H202 3% pada koloni
terpisah. Beberapa tetes reagens diambahkan pada masing-masing koloni
terpisah dari suspensi biakan. Katalase positii ditandai oleh pembentukan
gelembung udara pada koloni dan sekitarnya.
Pengujian oksidase dilakukan dengan menambahkan reagens oksidase
pada masing-masing koloni terpisah dari suspensi biakan. Oksidase positif
ditandai dengan perubahan warna menjadi warna hitam dalam beberapa menit
atau memerlukan waktu 30 menit untuk beberapa bakteri.
Uji fermentasi karbohidrat menggunakan kaldu karbohidrat yaitu glukosa,
sukrosa, laktosa, maltosa dan manitol yang menggunakan indikator Brom Cresol
Purple (BPC) atau Phenol Red (PR) sebagai indikator pH. Masing-masing isolat
bakteri diinokulasikan ke tiaptiap karbohidrat tersebut dengan meggunakan ose
steril secara hati-hati sehingga tidak menimbulkan gelembung gas dalam tabung
Durham. Kemudian kelirna deret tabung karbohidrat tersebut diinkubasi dalarn inkubator pada suhu 3 7 C selama 24 jam. Uji fenentasi positif menunjukan
adanya gelembung gas yang terperangkap pada tabung Durham.
Uji lndol menggunakan biakkan semi padat yang kaya triptofan dan
reagens Kovacs untuk melihat pembentukan indol. lsolat diinokulasikan kedalam
biakan semi padat dengan cara menusukkan needle steril sampai pada
kedalaman 314 bagian dari permukaan media, lalu diinkubasikan pada suhu 37'C
selama 24-48 jam. Pada hari kedua reagens Kovacs ditambahkan ke dalam
biakan semi padat tersebut dan diamati setelah beberapa menit kemudian. Uji
lndol positif ditunjukan dengan pertumbuhan bakteri yang menyebar disekiar
bekas tusukan.
Uji sitrat menggunakan media biakan Simmon's cifrate agar berupa
medium padat dan berwarna hijau. lsolat diinokulasikan kedalam biakan dengan
menggunakan goresan pada bagian yang miring lalu diinkubasi pada suhu 37'C
selama 48 jam. Uji sitrat positif ditandai dengan terjadinya perubahan warna
media dari hijau menjadi biru.
Uji Antimikroba Tanah Steril Terhadap Air Liur Anjing
Pengujian dilakukan dengan membuat pengenceran suspensi air liur
anjing terlebih dahulu. Air liur anjing diencerkan dengan larutan fisiologis dengan
perbandingan 1:9. Kemudian suspensi tersebut dihomogenkan dengan vortex
mixer, lalu diinokulasikan pada Media Muller Hillton Agar sebanyak 0,l ml
kemudian diratakan dan diletakkan paper disc yang telah diteteskan suspensi
tanah steril dengan pengenceran 1:9 sebanyak 25 pl, setelah itu diinkubasi
selama 24 jam pada suhu 37OC. Daya Kerja antimikroba diukur menggunakan
menggunakan uji Antibiogram Kirby Bauer, dengan mengukur diameter zona
hambatan pertumbuhan bakteri untuk masing-masing paper disc.
Pembuatan Sabun Cair Tanah Steril
Proses pembuatan sabun cair tanah steril dilakukan dengan mencampur
bahan-bahan sabun cair dengan tanah steril yang mempunyai konsentrasi
bertingkat lo%, 20%, 30%, 40%, dan 50%. Secara nnci tahapan pembuatan
sabun cair untuk menghasilkan 200 ml sabun cair adalah sebagai berikut :
1. Akuades sebanyak 100 ml dimasukkan ke dalam gelas piala 400 ml
kemudian dipanaskan menggunakan kompor listrik sehingga mencapai suhu
80 OC
2. Butylafed Hydroxy Toluene (BHT) sebanyak 0,04 g dimasukan kedalam gelas
piala 400 ml dan kemudian dimasukkan Sodium Lauril Sulfat (SLS) sebanyak
60 g sedikit demi sedikit agar lebih mudah dihomogenkan;
3. Campurkan 1 dan 2 di atas dihomogenkan selama 30 menit dengan
kecepatan yang stabil. Setelah itu didinginkan hingga mencapai 30%
4. Cocoamido Propil Betani (CAPB) sebanyak 6 ml, 4 ml Quaterium-82 dan 2 ml
pewangi dihomogenkan terlebih dahulu didalam gelas pialalOO ml dan
dimasukkan ke dalam campuran utama, kemudian dihomogenkan selama 5
menit.
5. Sodium Klorida (NaCI) sebanyak 4 g dilarutkan dalam 16 ml akuades untuk
menghasilkan larutan garam 20%(v/v). Larutan garam tersebut
dihomogenkan dengan 0,08 g lmidazolidinil urea (IU) di dalam gelas piala
100 ml dan dimasukan ke dalam campuran utama kemudian dihomogenkan
selama 5 menl.
6. Gom guar sebanyak 4 g dimasukkan kedalam campuran no. 5 sedikii demi
sedikii dan dihomogenkan selama 5 menit.
7. Asam sitrat 50% sebanyak 0,02 ml dimasukan ke dalam campuran no. 6
sedikii demi sedikit dan kemudian dihomogenkan selama 5 menit.
8. Kemudian selanjutnya dicampurkan tanah steril dengan konsentrasi
bertingkat lo%, 20%, 30%, 40%, dan 50%
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar